Standar nutrisi MBG sekolah menjadi pedoman utama agar setiap hidangan yang tersaji memenuhi kebutuhan gizi anak. Selain itu, penerapan standar ini membantu sekolah menjaga kualitas makanan tetap seimbang dan aman terkonsumsi.
Dalam praktiknya, standar ini menekankan keseimbangan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta air. Oleh karena itu, setiap menu disusun secara terstruktur untuk mendukung pertumbuhan, daya tahan tubuh, dan konsentrasi belajar anak.
6 Poin Penting Standar Nutrisi MBG Sekolah
1. Perencanaan Menu Harian
Sekolah bersama tim gizi menyusun menu harian sesuai kebutuhan energi dan usia anak. Dengan perencanaan yang matang, variasi menu tetap terjaga tanpa mengurangi nilai gizi.
Selain itu, petugas memperbarui menu secara berkala agar anak tidak bosan dan tetap menerima asupan nutrisi lengkap. Penyesuaian ini membantu memastikan anak memperoleh energi dan zat gizi seimbang setiap hari.
2. Pemilihan Bahan Berkualitas
Petugas memilih bahan makanan segar dan berkualitas tinggi untuk setiap hidangan. Pemilihan ini menjaga rasa, tekstur, serta kandungan nutrisi tetap optimal.
Selanjutnya, bahan dipisahkan sesuai jenis dan disimpan dengan benar untuk mencegah kontaminasi silang. Dengan cara ini, keamanan dan kualitas gizi makanan tetap terjaga.
3. Pengolahan Aman dan Higienis
Petugas mengolah makanan mengikuti SOP kebersihan serta teknik memasak yang menjaga nutrisi. Proses ini membuat protein, vitamin, dan mineral tetap utuh dan bermanfaat bagi anak.
- Cuci tangan sebelum memasak, gunakan celemek dan penutup kepala
- Pisahkan bahan mentah dan matang
- Gunakan wadah bersih untuk setiap bahan
- Masak dengan suhu sesuai standar
- Gunakan peralatan dapur yang sudah tersanitasi
- Hindari menyentuh makanan langsung dengan tangan
Selain itu, penggunaan alat dapur sesuai standar mendukung pengolahan yang higienis. Dengan begitu, setiap hidangan aman konsumsi untuk siswa.
4. Porsi Nutrisi Sesuai Usia
Setiap porsi disesuaikan dengan kebutuhan energi dan pertumbuhan anak. Penentuan porsi yang tepat mencegah kelebihan maupun kekurangan gizi.
Berikut pola nutrisi sesuai usia anak dalam program MBG, dari usia 6-15 tahun :
- Usia 6–8 tahun: Karbohidrat 45–50%, protein 15–20%, lemak 25–30%, sayur dan buah 2–3 porsi per hari.
- Usia 9–11 tahun: Karbohidrat 50–55%, protein 15–20%, lemak 25–30%, sayur dan buah 3–4 porsi per hari.
- Usia 12–15 tahun: Karbohidrat 50–55%, protein 15–25%, lemak 25–30%, sayur dan buah 3–5 porsi per hari.
- Protein hewani dan nabati: Seimbang antara daging, ikan, telur, tahu, tempe agar pertumbuhan otot optimal.
- Kalsium: Susu atau produk olahannya sesuai kebutuhan harian untuk kesehatan tulang.
- Air putih: Minimal 6–8 gelas per hari agar hidrasi dan metabolisme tetap terjaga.
Selanjutnya, pencatatan porsi dilakukan secara rutin agar tim gizi dapat memantau efektivitas menu. Hal ini membantu evaluasi harian dan perbaikan menu bila perlu.
5. Pengawasan Kualitas Menu
Tim pengawas memeriksa setiap hidangan sebelum tersaji ke kelas. Pemeriksaan mencakup rasa, tampilan, serta keseimbangan gizi di setiap porsi makanan.
Selain itu, evaluasi dilakukan berkala untuk memastikan standar nutrisi MBG sekolah tetap terjaga. Dengan langkah ini, kesalahan dalam penyajian dapat terminimalisir.
6. Edukasi Pola Makan Siswa
Sekolah mengedukasi anak tentang pentingnya makan seimbang dan bergizi. Anak belajar mengenali manfaat sayur, buah, protein, dan karbohidrat untuk tubuhnya.
Selanjutnya, edukasi membantu membiasakan pola makan sehat sejak dini. Dengan cara ini, program MBG lebih efektif dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak.
Kesimpulan
Oleh karena itu, standar nutrisi MBG sekolah menjadi kunci tersedianya menu sehat dan bergizi di sekolah. Selain itu, menu seimbang, bahan berkualitas, dan pengolahan higienis dengan dukungan jual alat dapur MBG menjaga kandungan gizi tetap optimal.
Selain itu, evaluasi dan edukasi pola makan memastikan anak menerima nutrisi sesuai kebutuhan harian. Dengan demikian, dengan penerapan yang konsisten, program MBG secara efektif mendukung pertumbuhan, daya tahan, serta konsentrasi belajar anak secara maksimal.
